Sabtu, 20 April 2019

critical book report (cbr) mekanika teknik


download file di link di bawah ini

CRITICAL BOOK REPORT
MEKANIKA TEKNIK



Disusun Oleh:

RICHO HANDIKA
5173121025
Dosen Pengampu: Ir. Firdaus, M.Kes.

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
 2018











BAB II
Ringkasan Buku
Buku 1



Mekanika:
Ilmu yang mempelajari dan meramalkan kondisi benda diam atau bergerak akibat pengaruh gaya yang bereaksi pada benda tersebut.

Dibedakan:
1.    Mekanika benda tegar (mechanics of rigid bodies)
2.    Mekanika benda berubah bentuk (mechanics of deformable)
3.    Mekanika fluida (mechanics of fluids)

Mekanika benda tegar:
·         Statika      : mempelajari benda dalam keadaan diam.
·         Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

Pada benda tegar tidak pernah benar-benar tegar, melainkan tetap mengalami deformasi akibat beban yang diterima tetapi umumnya deformasi kecil, sehingga tidak mempengaruhi kondisi keseimbangan atau gerakan struktur yang ditinjau  maka diabaikan.

Prinsip Dasar 3 hukum newton
1.    Hukum Paralelogram
- Dua buah gaya yang bereaksi pada suatu partikel, dapat digantikan dengan  satu gaya (gaya resultan) yang diperoleh dengan menggambarkan diagonal jajaran genjang dengan sisi kedua gaya tersebut.
-    Dikenal juga dengan Hukum Jajaran Genjang

2.     Hukum Transmisibilitas Gaya)
Kondisi keseimbangan atau gerak suatu benda tegar tidak akan berubah jika gaya yang bereaksi pada suatu titik diganti dengan gaya lain yang sama besar dan arahnya tapi bereaksi pada titik berbeda, asal masih dalam garis aksi yang sama.

Dikenal dengan Hukum Garis Gaya

3.     Hukum I Newton :
Bila resultan gaya yang bekerja pada suatu partikel sama dengan nol (tidak ada gaya), maka partikel diam akan tetap diam dan atau partikel bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan.

Dikenal dengan Hukum Kelembaman




Jenis Gaya

1.     Gaya Kolinier :
gaya-gaya yang garis kerjanya terletak pada satu garis lurus F1                    F2                                F3

2.     Gaya Konkuren :
gaya-gaya yang garis kerjanya berpotongan pada satu titik.







3.    
F1
F2
F4
F3
OF
Gaya Koplanar :
gaya-gaya yang garis kerjanya terletak pada satu bidang
4.     Gaya Kopel :
Sepasang gaya yang sejajar sama besar dan berlawanan arah yang bekerja pada suatu batang (benda), akan menimbulkan menimbulkan kopel (momen) pada batang tersebut.

M = F x r dengan F adalah gaya dan r adalah jarak antar gaya


r
F


              F




KONSEP KESEIMBANGAN


·         Suatu partikel dalam keadaan keseimbangan jika resultan semua gaya yang bekerja pada partikel tersebut nol.

·         Jika pada suatu partikel diberi 2 gaya yang sama besar, mempunyai garis gaya yang sama dan arah berlawanan, maka resultan gaya tersebut adalah NOL. Hal tersebut menunjukkan partikel dalam keseimbangan.

·         Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya–gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol.

·         Sistem tidak mempunyai resultan gaya dan resultan kopel.

·         Syarat perlu dan cukup untuk keseimbangan suatu benda tegar secara analitis adalah :
(i)        jumlah gaya arah x = 0 ( ∑Fx = 0 )
(ii)       jumlah gaya arah y = 0 ( ∑Fy = 0 )
(iii)     jumlah momen = 0 ( ∑M = 0 )

·         Dari persamaan tersebut dapat dikatakan bahwa benda tidak bergerak dalam arah translasi atau arah rotasi (diam).

·         Jika ditinjau dari Hukum III Newton, maka keseimbangan terjadi jika gaya aksi mendapat reaksi yang besarnya sama dengan gaya aksi tetapi arahnya saling berlawanan.

Tumpuan / Peletakan
3 jenis tumpuan yang biasa digunakan dalam suatu konstruksi yaitu :
·         tumpuan sendi
·         tumpuan roll
·         tumpuan jepit
1.     Tumpuan Roll

     Ry
 

·         Dapat memberikan reaksi berupa gaya vertikal (Ry = Fy)
·         Tidak dapat menerima gaya horisontal (Fx).
·         Tidak dapat menerima momen
·         Jika     diberi     gaya     horisontal,     akan bergerak/menggelinding karena sifat roll
2.   Tumpuan Sendi (engsel)


·        
Rx
Mampu menerima 2 reaksi gaya :
a)    gaya vertikal (Fy)
b)    gaya horisontal (Fx)
Ry                                          ·     Tidak dapat menerima momen (M).
·         Jika  diberi  beban  momen,  karena sifat
sendi, maka akan berputar.






3.    
M
Ry
Tumpuan Jepit














·         Dapat menerima semua reaksi:
a)    gaya vertikal (Fy)
b)    gaya horizontal (Fx)
c)    momen (M)
·         dijepit  berarti dianggap       tidak    ada gerakan sama sekali






Beban (muatan)
Merupakan aksi / gaya /beban yang mengenai struktur. Beban dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan cara bekerja dari beban tersebut.

1)    Beban titik/beban terpusat.
Beban yang mengenai struktur hanya pada satu titik tertentu secara terpusat.



2)    Beban terdistribusi merata.
Beban yang mengenai struktur tidak terpusat tetapi terdistribusi, baik terdistribusi merata ataupun tidak merata. Sebagai contoh beban angin, air dan tekanan.







3)    Beban momen.
Beban momen dapat berupa adanya beban titik pada konstruksi menimbulkan momen atau momen yang memang diterima oleh konstruksi seperti momen puntir (torsi) pada poros transmisi.













·         Dalam konstruksi mekanika teknik yang sesungguhnya, beban yang dialami oleh struktur merupakan beban gabungan.
Misalnya sebuah jembatan dapat mengalami beban titik, beban bergerak, beban terbagi merata, beban angin dll.

·         Semua beban harus dihitung dan menjadi komponen AKSI, yang akan diteruskan ke tumpuan/peletakan, dimana tumpuan akan memberikan REAKSI, sebesar aksi yang diterima, sehingga terpenuhi :

AKSI  = REAKSI

·         Fokus dalam Mekanika Teknik I (Statika Struktur) adalah : Statis Tertentu. Bahwa persoalan yang dipelajari dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan 3 persamaan keseimbangan statik yaitu : ∑Fx = 0, ∑Fy = 0, ∑M  =  0.  Jika persoalan tidak dapat diselesaikan dengan 3 persamaan tersebut dan membutuhkan lebih banyak persamaan, maka disebut dengan : STATIS TAK TENTU

·         Kesetabilan konstruksi statis tertentu diperoleh jika :
a)       Semua gejala gerakan (gaya) mengakibatkan perlawanan (reaksi) terhadap gerakan tersebut
b)       Suatu konstruksi statis tertentu akan stabil jika reaksi-reaksinya dapat dihitung dengan persamaan statis tertentu

Dalam menganalisis suatu persoalan mekanika teknik, biasanya digunakan beberapa diagram yang dapat mendukung kemudahan analisis tersebut




Buku 2

Tegangan Dan Regangan Sederhana

                      Tegangan

Setiap material adalah elastis pada keadaan alaminya. Karena itu jika gaya luar bekerja pada benda, maka benda tersebut akan mengalami deformasi. Ketika benda tersebut mengalami deformasi, molekulnya akan membentuk tahanan terhadap deformasi. Ta- hanan ini per satuan luas dikenal dengan istilah tegangan. Secara matematik tegangan bisa didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, atau:


P
σ =

A
dimana   P = beban atau gaya yang bekerja pada benda
A = Luas penampang melintang benda
Pada sistem SI, satuan tegangan adalah pascal (Pa) yang sama dengan 1 N/m2.

                      Regangan

Deformasi per satuan panjang disebut dengan regangan. Secara matematis ditulis:

=
δl
ε
l
atau

δl = ε.l

dimana   δl = Perubahan panjang benda
l = Panjang awal benda

9


                      Hukum Hooke

Berbunyi, “Jika benda dibebani dalam batas elastisnya, maka tegangan berbanding lu- rus dengan regangannya”. Secara matematis ditulis:

T egangan = E = konstan Regangan

                      Modulus Elastisitas (Modulus Young)

Tegangan berbanding lurus dengan regangan, dalam daerah elastisnya, atau:









dimana   σ = tegangan
ε = regangan, dan

σ    ε
= E x ε
             atau

σ
E =
ε

E = konstanta proporsionalitas atau disebut juga modulus elastisitas atau modulus Young.


Tabel 1.1: Harga E (modulus elastisitas) dari berbagai material.

No.
Material
Modulus Elastisitas (E)
dalam GPa
1.
Baja
200 – 220
2.
Besi tempa
190 – 200
3.
Besi cor
100 – 160
4.
Tembaga
90  – 110
5.
Perunggu
80  – 90
6.
Aluminium
60  – 80
7.
Timbal
10



                      Deformasi Benda Karena Gaya Yang Bekerja

Misalkan sebuah benda mendapat tegangan tarik.


Misalkan P = Beban atau gaya yang bekerja pada benda
l = Panjang benda
A = Luas penampang benda
σ = Tegangan yang timbul pada benda E = Modulus Elastisitas material benda ε = Regangan
δl = Deformasi benda Kita tahu bahwa tegangan:
P
σ =
A
Maka regangan:
σ       P


dan deformasi:

ε =       =
E     AE

σ.l      P l


Catatan:

δl = ε.l =         =
E      AE

1.    Rumus di atas baik juga digunakan untuk tekanan
2.    Untuk sebagian besar material, modulus elastisitas untuk kompresi sama dengan tarikan.
3.    Kadang-kadang dalam perhitungan, tegangan dan regangan tarik diberi tanda positif, dan tegangan dan regangan tekan/kompresi diberi tanda negatif.

×
Contoh soal 1.1. Sebuah batang dari baja dengan panjang 1 m dan penampang 20 mm 20 mm mendapat gaya tarik sebesar 40 kN. Carilah perpanjangan batang, jika modulus elastisitas material batang adalah 200 GPa.

Jawab.

Diketahui: panjang (l) = 1 m = 1 ×103 mm
luas penampang (A) = 20 × 20 = 400 mm2 gaya tarik (P) = 40 kN = 40 ×103 N
Modulus elastisitas (E) = 200 GPa = 200 ×103 N/mm2
Perpanjangan batang:


δl =

P.l

A.E

= (40 × 103) × (1 × 103)
400 × (200 × 103)

= 0, 5 mm







BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar belakang
         Pada dasarnya semua buku yang telah ditulis oleh para penulis memiliki keunikan masing ­­–masing, namun ada juga diantara mereka yang masih memiliki kekurangan, hingga buku tersebut belum sempurna untuk dipelalajari, sehingga dibutuhkan buku lain untuk melengkapi kekurangan buku yang satu tadi. Tapi seharusnya , kita harus berterimah kasih pada para penulis buku, karena mereka telah memberikan ilmu mereka untuk kita sehungga kita dapat belajar dari mereka.
        Oleh karena itu, saya membuat Critical Book ini, untuk melihat perbedaan dan persamaan dari kedua buku yang berbeda penulisnya tentang suatu materi pembelajaran dan juga untuk memenuhi salah satu tugas MEKANIKA TEKNIK ini.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah isi dari buku tersebut?
2.      Apa kelebihan dan kekurangan isi dari buku tersebut?
1.3  Tujuan
1.      Mencari dan mengetahui informasi mengenai topic yang terkandung dalam  buku.
2.      Mencari tahu kesamaan dan perbedaan isi topik dari isi buku tersebut.
3.      Mencari tahu kekurangan dan kelebihan dari isi buku.

IDENTITAS BUKU

BUKU 1

JUDUL BUKU     : Diktat Kuliah  Mekanika Teknik (Statika Struktur)
PENYUSUN        : Agustinus Purna Irawan
Jurusan Teknik Mesin  Universitas Tarumanagara

BUKU 2

JUDUL BUKU     : DIKTAT MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
PENYUSUN        : Asyari Darami Yunus
Teknik Mesin Universitas Darma Persada Jakarta






BAB III
Pembahasan

KRITIK
BUKU 1

      Dari segi penulisan dan susunannya lumayan rapi dan bagus dan dilengkapi contoh-contoh soal dan rumus,juga dilengkapi dengan contoh gambarnya.
Buku ini juga menggukan bahasa yang mudah di pahami.
      Tetapi buku ini juga punya kelemahan yaitu buku ini terlalu banyak materi yang kurang bermanfaat,dan sedikit penjelasan

Buku 2
      Dari segi fisik ataupun penulisannya buku ini cukup bagus tetapi tidak sebagus buku yang pertama,dan sama seperti buku yang pertama buku ini juga memiliki contoh soal dan dilengkapi contoh gambar yang cukup.
      Tetapi buku ini juga punya kelemahan seperti buku yang pertama yaitu bahasa yang tidak sesuai dengan EYD dan juga contohnya masih sulit dimengerti.






























BAB IV
Penutup
v  KRITIK
Menurut saya buku ini sudah baik penulisan, isi buku, dan berbagai rumus yang diberikan. Tetapi akan lebih bagus lagi apabila buku ini diberikan rumus yang  lebih mudah atau sederhana lagi agar pembaca lebih mudah memahami dan mudah untuk mempelajari pembahasan isi buku agar  dapat pembaca bembuat contoh soal.
v  SARAN
Saran saya untuk buku ini adalah alangkah lebih baik lagi apabia buku ini diberikan contoh gambar yang berwarna karena akan lebih menarik lagi sehingga pembaca tertarik membaca buku yang dibuat. Pada rumus yang diberikan akan lebih bagus lagi apabila rumus tersebut disederhanakan lagi, saya memberikan saran bukan karna saya sempurna dalam membuat buku, tetapi saya hanya memberikan saran agar lebih mendekati sempurna lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar