download file di link di bawah ini
CRITICAL BOOK
REPORT
MEKANIKA
TEKNIK
Disusun Oleh:
RICHO HANDIKA
5173121025
Dosen
Pengampu: Ir. Firdaus, M.Kes.
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2018
BAB
II
Ringkasan
Buku
Buku 1
Mekanika:
Ilmu yang mempelajari
dan meramalkan kondisi benda diam atau bergerak akibat pengaruh gaya yang
bereaksi pada benda tersebut.
Dibedakan:
1.
Mekanika benda tegar (mechanics of rigid bodies)
2.
Mekanika benda berubah bentuk (mechanics of deformable)
3.
Mekanika fluida (mechanics of fluids)
Mekanika benda tegar:
·
Statika :
mempelajari benda dalam keadaan diam.
·
Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.
Pada benda tegar tidak pernah benar-benar tegar, melainkan tetap
mengalami deformasi akibat beban yang diterima tetapi umumnya deformasi kecil,
sehingga tidak mempengaruhi kondisi keseimbangan atau gerakan struktur yang
ditinjau maka diabaikan.
Prinsip Dasar 3 hukum newton
1.
Hukum Paralelogram
- Dua buah gaya yang bereaksi pada suatu partikel, dapat digantikan
dengan satu gaya (gaya resultan) yang
diperoleh dengan menggambarkan diagonal jajaran genjang dengan sisi kedua gaya tersebut.
- Dikenal juga dengan Hukum
Jajaran Genjang
2.
Hukum
Transmisibilitas Gaya)
Kondisi keseimbangan atau gerak suatu benda tegar tidak akan berubah
jika gaya yang bereaksi pada suatu titik diganti dengan gaya lain yang sama
besar dan arahnya tapi bereaksi pada titik berbeda, asal masih dalam garis aksi
yang sama.
Dikenal dengan Hukum Garis
Gaya
3.
Hukum I Newton :
Bila resultan gaya yang bekerja pada suatu partikel sama dengan nol
(tidak ada gaya), maka partikel diam akan tetap diam dan atau partikel bergerak
akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan.
Dikenal dengan Hukum
Kelembaman
1.
Gaya Kolinier :
2.
Gaya Konkuren :
gaya-gaya yang garis kerjanya berpotongan pada satu
titik.
3.
Gaya Koplanar :
F1
|
F2
|
F4
|
F3
|
OF
|
gaya-gaya yang garis kerjanya terletak pada satu
bidang
4.
Gaya Kopel :
Sepasang gaya yang sejajar sama besar dan berlawanan arah yang
bekerja pada suatu batang (benda), akan menimbulkan menimbulkan kopel (momen)
pada batang tersebut.
M = F x r dengan F adalah gaya dan r adalah jarak antar gaya
r
|
F
KONSEP
KESEIMBANGAN
·
Suatu partikel dalam keadaan
keseimbangan jika resultan semua gaya yang bekerja pada partikel tersebut nol.
·
Jika pada suatu partikel diberi 2
gaya yang sama besar, mempunyai garis gaya yang sama dan arah berlawanan, maka
resultan gaya tersebut adalah NOL. Hal tersebut menunjukkan partikel dalam keseimbangan.
·
Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika
gaya–gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya
ekvivalen dengan nol.
·
Sistem tidak mempunyai resultan gaya dan resultan kopel.
·
Syarat perlu dan cukup untuk keseimbangan suatu
benda tegar secara analitis adalah :
(i)
jumlah gaya arah x = 0 ( ∑Fx = 0 )
(ii)
jumlah gaya arah y = 0 ( ∑Fy = 0 )
(iii)
jumlah momen = 0 ( ∑M = 0 )
·
Dari persamaan tersebut dapat
dikatakan bahwa benda tidak bergerak dalam arah translasi atau arah rotasi (diam).
·
Jika ditinjau dari Hukum III Newton,
maka keseimbangan terjadi jika gaya aksi mendapat reaksi yang besarnya sama dengan
gaya aksi tetapi arahnya saling berlawanan.
Tumpuan / Peletakan
3 jenis tumpuan
yang biasa digunakan dalam suatu konstruksi yaitu :
·
tumpuan sendi
·
tumpuan roll
·
tumpuan jepit
1.
Tumpuan Roll
Ry
·
Dapat memberikan reaksi berupa gaya vertikal
(Ry = Fy)
·
Tidak dapat menerima gaya horisontal (Fx).
·
Tidak dapat menerima momen
·
Jika diberi gaya horisontal, akan bergerak/menggelinding karena sifat roll
2.
Tumpuan Sendi (engsel)
·
Mampu
menerima 2 reaksi gaya :
Rx
|
a) gaya vertikal (Fy)
b)
gaya horisontal (Fx)
Ry · Tidak dapat
menerima momen (M).
·
Jika diberi
beban momen, karena sifat
sendi, maka akan berputar.
3.
Tumpuan Jepit
M
|
Ry
|
·
Dapat menerima semua reaksi:
a)
gaya vertikal (Fy)
b)
gaya horizontal (Fx)
c)
momen (M)
·
dijepit berarti dianggap tidak ada gerakan sama sekali
Beban (muatan)
Merupakan aksi
/ gaya /beban yang mengenai struktur. Beban dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis berdasarkan cara bekerja dari beban tersebut.
1)
Beban titik/beban
terpusat.
Beban yang
mengenai struktur hanya pada satu titik tertentu secara terpusat.
2)
Beban terdistribusi
merata.
Beban yang
mengenai struktur tidak terpusat tetapi terdistribusi, baik terdistribusi
merata ataupun tidak merata. Sebagai contoh beban angin, air dan tekanan.
3)
Beban momen.
·
Dalam konstruksi mekanika teknik yang sesungguhnya,
beban yang dialami oleh struktur merupakan beban gabungan.
Misalnya sebuah jembatan dapat mengalami beban titik,
beban bergerak, beban terbagi merata, beban angin dll.
·
Semua beban harus dihitung dan
menjadi komponen AKSI, yang akan
diteruskan ke tumpuan/peletakan, dimana tumpuan akan memberikan REAKSI, sebesar aksi yang diterima,
sehingga terpenuhi :
AKSI = REAKSI
·
Fokus dalam Mekanika Teknik I (Statika Struktur)
adalah : Statis Tertentu. Bahwa persoalan yang dipelajari dapat diselesaikan
hanya dengan menggunakan 3 persamaan keseimbangan statik yaitu : ∑Fx
= 0, ∑Fy = 0, ∑M = 0.
Jika persoalan tidak dapat diselesaikan dengan 3 persamaan tersebut dan
membutuhkan lebih banyak persamaan, maka disebut dengan : STATIS TAK TENTU
·
Kesetabilan konstruksi statis tertentu diperoleh
jika :
a)
Semua gejala gerakan (gaya) mengakibatkan perlawanan
(reaksi) terhadap gerakan tersebut
b)
Suatu konstruksi statis tertentu akan stabil jika reaksi-reaksinya
dapat dihitung dengan persamaan statis tertentu
Dalam menganalisis suatu
persoalan mekanika teknik, biasanya digunakan beberapa diagram yang dapat
mendukung kemudahan analisis tersebut
Buku 2
Tegangan Dan Regangan Sederhana
Tegangan
Setiap material adalah
elastis pada keadaan
alaminya. Karena itu jika gaya luar bekerja pada benda, maka benda tersebut
akan mengalami deformasi. Ketika benda tersebut mengalami deformasi, molekulnya
akan membentuk tahanan terhadap deformasi. Ta-
hanan ini per satuan luas dikenal dengan istilah tegangan. Secara
matematik tegangan bisa didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, atau:
P
|
A
dimana P = beban atau gaya yang bekerja pada benda
A = Luas penampang
melintang benda
Pada sistem SI,
satuan tegangan adalah pascal (Pa) yang sama dengan 1 N/m2.
Regangan
Deformasi per
satuan panjang disebut dengan regangan. Secara
matematis ditulis:
=
|
l
atau
δl = ε.l
dimana δl = Perubahan panjang benda
l = Panjang awal benda
9
Hukum Hooke
Berbunyi, “Jika benda dibebani dalam batas elastisnya, maka tegangan
berbanding lu- rus dengan regangannya”. Secara matematis ditulis:
Modulus Elastisitas (Modulus Young)
Tegangan
berbanding lurus dengan regangan, dalam daerah elastisnya, atau:
dimana σ = tegangan
ε = regangan, dan
σ ∝ ε
= E x ε
atau
σ
|
ε
E = konstanta proporsionalitas atau disebut juga modulus elastisitas
atau modulus Young.
Tabel 1.1:
Harga E (modulus elastisitas) dari
berbagai material.
No.
|
Material
|
Modulus
Elastisitas (E)
dalam
GPa
|
1.
|
Baja
|
200 – 220
|
2.
|
Besi tempa
|
190
– 200
|
3.
|
Besi cor
|
100
– 160
|
4.
|
Tembaga
|
90 – 110
|
5.
|
Perunggu
|
80 – 90
|
6.
|
Aluminium
|
60 – 80
|
7.
|
Timbal
|
10
|
Deformasi Benda Karena Gaya Yang Bekerja
Misalkan sebuah
benda mendapat tegangan tarik.
Misalkan P = Beban atau gaya yang bekerja pada benda
l = Panjang benda
A = Luas penampang benda
σ = Tegangan yang
timbul pada benda E = Modulus
Elastisitas material benda ε = Regangan
δl = Deformasi benda Kita tahu bahwa tegangan:
P
|
A
Maka regangan:
σ P
dan deformasi:
ε = =
σ.l P l
Catatan:
δl = ε.l = =
1. Rumus di atas baik
juga digunakan untuk tekanan
2. Untuk sebagian
besar material, modulus elastisitas untuk kompresi sama dengan tarikan.
3.
Kadang-kadang dalam perhitungan, tegangan
dan regangan tarik diberi tanda
positif, dan tegangan dan
regangan tekan/kompresi diberi tanda negatif.
×
|
Jawab.
Diketahui: panjang (l) = 1 m = 1 ×103 mm
luas penampang (A) = 20 × 20 = 400 mm2 gaya tarik (P) = 40
kN = 40 ×103 N
Modulus elastisitas (E) = 200 GPa = 200 ×103 N/mm2
Perpanjangan
batang:
δl =
P.l
A.E
= (40 × 103) × (1 × 103)
= 0, 5 mm
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar
belakang
Pada dasarnya semua buku yang telah
ditulis oleh para penulis memiliki keunikan masing –masing, namun ada juga
diantara mereka yang masih memiliki kekurangan, hingga buku tersebut belum
sempurna untuk dipelalajari, sehingga dibutuhkan buku lain untuk melengkapi
kekurangan buku yang satu tadi. Tapi seharusnya , kita harus berterimah kasih
pada para penulis buku, karena mereka telah memberikan ilmu mereka untuk kita
sehungga kita dapat belajar dari mereka.
Oleh karena itu, saya membuat Critical
Book ini, untuk melihat perbedaan dan persamaan dari kedua buku yang berbeda
penulisnya tentang suatu materi pembelajaran dan juga untuk memenuhi salah satu
tugas MEKANIKA TEKNIK ini.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apakah
isi dari buku tersebut?
2. Apa
kelebihan dan kekurangan isi dari buku tersebut?
1.3
Tujuan
1. Mencari
dan mengetahui informasi mengenai topic yang terkandung dalam buku.
2. Mencari
tahu kesamaan dan perbedaan isi topik dari isi buku tersebut.
3. Mencari
tahu kekurangan dan kelebihan dari isi buku.
IDENTITAS
BUKU
BUKU 1
JUDUL
BUKU : Diktat
Kuliah Mekanika Teknik (Statika
Struktur)
PENYUSUN : Agustinus
Purna Irawan
Jurusan
Teknik Mesin Universitas Tarumanagara
BUKU 2
JUDUL
BUKU : DIKTAT
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
PENYUSUN : Asyari
Darami Yunus
Teknik
Mesin Universitas Darma Persada Jakarta
BAB III
Pembahasan
KRITIK
BUKU 1
Dari segi penulisan dan susunannya lumayan
rapi dan bagus dan dilengkapi contoh-contoh soal dan rumus,juga dilengkapi
dengan contoh gambarnya.
Buku ini juga
menggukan bahasa yang mudah di pahami.
Tetapi buku ini juga punya kelemahan yaitu
buku ini terlalu banyak materi yang kurang bermanfaat,dan sedikit penjelasan
Buku 2
Dari segi fisik ataupun penulisannya buku ini
cukup bagus tetapi tidak sebagus buku yang pertama,dan sama seperti buku yang
pertama buku ini juga memiliki contoh soal dan dilengkapi contoh gambar yang
cukup.
Tetapi buku ini juga punya kelemahan
seperti buku yang pertama yaitu bahasa yang tidak sesuai dengan EYD dan juga
contohnya masih sulit dimengerti.
BAB IV
Penutup
v
KRITIK
Menurut
saya buku ini sudah baik penulisan, isi buku, dan berbagai rumus yang
diberikan. Tetapi akan lebih bagus lagi apabila buku ini diberikan rumus
yang lebih mudah atau sederhana lagi
agar pembaca lebih mudah memahami dan mudah untuk mempelajari pembahasan isi
buku agar dapat pembaca bembuat contoh
soal.
v
SARAN
Saran
saya untuk buku ini adalah alangkah lebih baik lagi apabia buku ini diberikan
contoh gambar yang berwarna karena akan lebih menarik lagi sehingga pembaca
tertarik membaca buku yang dibuat. Pada rumus yang diberikan akan lebih bagus
lagi apabila rumus tersebut disederhanakan lagi, saya memberikan saran bukan
karna saya sempurna dalam membuat buku, tetapi saya hanya memberikan saran agar
lebih mendekati sempurna lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar