Selasa, 30 Juni 2020

cara/Tutorial ngompres/encoding video dengan handbreak


Halo guys, bagaimana kabar kalian semua? Mudah mudahan sehat sehat semuanya.
Kali ini saya mau memberikan cara/tutorial atau apapun itu yang pastinya berguna lah bagi kalian yang lagi butuh nih. Nah disini saya mau mengasih tau bagaimana sih cara mengompres video/encoding video tapi kualitasnya tetep terjaga.
Nah disini kita bakal bahas itu guys, baiklah langsung saja kita mulai
1.      Langkah pertama yang harus kalian lakukan adalah kalian harus memiliki laptop atau computer nih, karena kali ini saya buat tutorial untuk laptop/computer
2.      Nah Langkah kedua itu yang kalian harus lakukan adalah download aplikasi yang Namanya HANDBREAK  nah dengan aplikasi ini kita akan meng encoding video kita.



Download  Disini

3.      Setelah kalian download dan install selanjutnya kalian buka aplikasinya. Tampilannya akan seperti gambar di bawah


4.      Langkah selanjutnya kalian Tarik dan drop ke aplikasi handbreak file video yang ingin kalian kompres/encoding



5.      Nah Langkah selanjutnya itu  kalian klik browse di bagian pojok kanan bawah, lalu kalian pilih di mana tempat kalian ingin menyimpan file tersebut lalu kalian klik save setelah itu kalian klik start encode. Nah selanjutnya kalian tunggu hingga prosesnya selesai



Setelah selesai kalian bisa bandingkan video yang belom dikompres/encoding dengan video yang sudah di kompres/encoding.. ukuran video yang di kompres pastinya akan jadi lebih kecil.. karna memang itu tujuan yang kit acari. Mengecilkan ukuran video dan kualitas videonya tidak terganggu sama sekali..
Ini aplikasi yang sangat bagus, bahkan youtuber youtuber besar saja memakai aplikasi ini.

Sekian tutorial dari saya semoga bermanfaat.. jika berguna bagi kalian jangan lupa klik ikuti dan share keteman teman kalian.


TERIMAKASIH  SUDAH BERKUNJUNG 😊

Kamis, 18 Juni 2020

Inhibitor dalam korosi dan teknik pelapisan


Link Download File 

‘’ INHIBITOR ‘’

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Korosi Dan Teknik Pelapisan



Disusun Oleh :





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

KATA PENGANTAR


            Puji dan syukur saya ucapkan kepada tuhan yang maha esa ,karena berkat dan atas rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah korosi  dan  Teknik pelspidsn. saya berterimakasih kepada bapak selaku dosen pengampu mata kuliah korosi  dan  Teknik pelapisan. Yang telah memberikan bimbingan kepada saya.
            Saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam membuat makalah ini oleh krenan itu saya meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan , dan saya mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas ini .
            Akhir kata saya ucapkan terimakasih semoga tugas ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.


Medan, maret   2020


Penulis











Daftar Isi




















BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Korosi adalah perusakan material, terutama logam, sebagai konsekuesi dari reaksi kimia yang terjadi dengan lingkungan. Korosi menjadi masalah ekonomi karena menyangkut umur, penyusutan dan efisiensi pemakaian suatu bahan maupun peralatan terutama dalam kegiatan industri. Korosi menyebabkan kerugian yang sangat besar, Groysman and Brodsky, (2006) menyatakan biaya korosi sampai 5% dari GNP berbagai negara. Banyak cara yang telah dilakukan untuk menghambat proses korosi, diantaranya adalah pemilihan material, pelapisan pada permukaan logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi dan lain-lain (Nathan, 1977).
Penggunaan inhibitor korosi merupakan cara yang paling efektif untuk menghambat korosi, karena dalam penggunaannya memerlukan biaya yang relatif murah dan prosesnya sederhana. Inhibitor korosi adalah suatu senyawa kimia dengan jumlah sedikit dapat menurunkan laju korosi dalam media korosif dengan merubah kondisi logam. Proses yang terjadi pada permukaan bisa sebagai adsorpsi inhibitor atau pembentukan lapisan tipis permukaan yang tidak larut. Lapisan yang terbentuk bahkan lebih tipis dari lapisan proteksi secara coating. Inhibitor korosi yang digunakan umumnya berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang 2 mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas, seperti nitrogen, sulfur, pospor, dan oksigen. Beberapa contoh senyawa yang mengandung nitrogen yang digunakan sebagai inhibitor korosi yaitu; polimer vinil piridina (Annand et al., 1965), imidazolina (Clewlow et al.,1993, Durnie 2000, Ilim et al.,2004), nitrit, kromat, dan fosfat (Hartati, 2003), ekstrak tumbuhan lada, pinang, daun teh (Ilim dkk., 2008)


B. Rumusan Masalah

1. Memahami Apa Itu Inhibitor
2. Mekanisme Inhibitor









BAB II
PEMBAHASAN


2.1 PENGERTIAN INHIBITOR

Inhibitor
Salah satu cara untuk meminimalkan efek degradasi material yang sering digunakan
adalah dengan penggunaan inhibitor. Inhibitor berfungsi untuk memperlambat reaksi korosi
yang bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam. Lapisan
molekul pertama yang tebentuk mempunyai ikatan yang sangat kuat yang disebut chemis
option. Inhibitor umumnya berbentuk cairan yang diinjeksikan pada production line. Karena
inhibitor tersebut merupakan masalah yang penting dalam menangani korosi maka perlu
dilakukan pemilihan inhibitor yang sesuai dengan kondisinya. Inhibitor digunakan untuk melindungi bagian dalam struktur dari serangan korosi yang diakibatkan oleh fluida yang mengalir atau tersimpan di dalamnya. Inhibitor biasanya ditambahkan sedikit dalam lingkungan asam, air pendingin, uap, maupun lingkungan lain. Keuntungan menggunakan inhibitor antara lain ; menaikan umur struktur atau bahan, mencegah berhentinya suatu proses produksi, mencegah kecelakaan akibat korosi, menghindari kontaminasi produk dan lain sebagainya.
Penggunaan inhibitor hingga saat ini masih menjadi solusi terbaik untuk melindungi
korosi internal pada logam, dan dijadikan sebagai pertahanan utama industri proses dan
ekstraksi minyak. Inhibitor merupakan metoda perlindungan yang fleksibel, yaitu mampu
memberikan perlindungan dari lingkungan yang kurang agresif sampai pada lingkungan yang
tingkat korosifitasnya sangat tinggi, mudah diaplikasikan dan tingkat keefektifan biayanya
paling tinggi karena lapisan yang terbentuk sangat tipis sehingga dalam jumlah kecil mampu
memberikan perlindungan yang luas (Terms dan Zahrani, 2006)
Secara umum inhibitor korosi merupakan suatu zat kimia yang bila ditambahkan ke
dalam suatu lingkungan dapat menurunkan laju serangan korosi terhadap suatu logam.
Fontana (1987) menjelaskan sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara modifikasi
polarisasi katodik dan anodik, mengurangi pergerakan ion ke permukaan logam, menambah
hambatan listrik pada permukaan logam dan menangkap atau menjebak zat korosif dalam
larutan melalui pembentukan senyawa tidak agresif
Inhibitor korosi menurut bahan dasarnya, dapat dibagi menjadi dua, yaitu inhibitor
dari senyawa organik dan dari senyawa anorganik (Widharto,1999). Inhibitor organik pada
umumnya berasal dari ekstrak bahan alami yang mengandung atom N, O, P, S dan atom-atom
yang mempunyai pasangan eletron bebas. Inhibitor anorganik yang saat ini biasa digunakan
adalah sodium nitrit, kromat, fosfat, dan garam seng (Hatch,1984) . Dewasa ini banyak
dikembangkan berbagai jenis inhibitor baik yang organik maupun anorganik. Berbagai jenis
inhibitor baru ini diharapkan akan mampu mengurangi laju korosi terhadap suatu material
khususnya maerial baja karbon rendah.


2.2 Mekanisme Inhibitor

Korosi baja adalah penurunan kualitas baja karena terjadinya reaksi kimia atau elektrokimia,antara baja dengan lingkungannya, sebagai contoh; apabila baja dicelupkan dalam air akanterlihat bagian baja yang terkorosi (berkarat). Bagian baja yang terkorosi disebut anodik danbagian baja yang tidak terkorosi disebut katodik. Proses terbentuknya korosi dapat dijelaskandalam gambar 1 dan reaksi kimia dibawah ini
Hasil gambar untuk proses terjadinya inhibitor

Reaksi-reaksi elektrokimiawi terjadi dalam lingkungan netral
Pada anoda : Fe Æ Fe2+ + 2e- (reaksi oksidasi)
Pada katoda : H2O + ½ O2 + 2e- Æ2OH- (reaksi reduksi)
Reaksi total : Fe + ½ O2 + H2O Æ Fe2+ + 2OH
                      Fe2++ 4OH- Æ 2Fe(OH)2
                      2Fe(OH) + ½ O2 Æ 2FeO (OH) H2O Æ (2H2O+Fe3O4)
Dimana senyawa Fe3O4 merupakan produk karat.
Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara adsorpsi untuk membentuk suatu
lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa molekul saja, ada pula yang
karena pengaruh lingkungan membentuk endapan yang nampak dan melindungi logam dari
serangan yang mengkorosi logamnya dan menghasilkan produk yang membentuk
lapisan pasif, dan ada pula yang menghilangkan konstituen yang agresif
Sementara itu mekanisme inhibitor anodik dalam mempertahankan lapisan pasif dapat
dilihat pada Gambar 2. Pada Gambar 2(a) terlihat korosi terjadi pada bagian selaput oksida
yang terkelupas. Selaput pelindung kemudian akan bertindak sebagai katoda, sedangkan
logam yang tersingkap sebagai anoda. Kemudian anion dalam inhibitor anodik bereaksi
dengan ion logam dalam larutan dan menutup bagian yang bersifat anodik, sehingga laju
korosi menjadi terhenti kembali ditunjukkan pada Gambar 2(b).
Saat telah banyak dikembangkan berbagai jenis inhibitor baik organik maupun
anorganik. Salah jenis inhibor yang banyak digunakan adalha inhibitor anorganik dengan
berbagai bahan dasar. Ada berbagai jenis inhibitor sintetis yang sekarang banyak digunakan
untuk menggantikan inhibitor anorganik konvensional seperti HBTT (hydroxy-benzylidene)-
amino]-2-thioxo-thiazolidin-4-one), DHBTPH (N-(3,4-dihydroxybenzylidene)-3-{[8-
(trifluoromethyl)quinolin-4-yl]thio}propanohydrazide), BMIC (Alkaloid, 1-butyl-3-
methylimidazolium chlorides), [BMIM]HSO4 (1-butyl-3-methylimidazolium hydrogen
sulfate), Calcium Gluconate, PEGME (Polyethylene Glycol Methyl Ether) dan lain-lain.
Bahan inhibitor dengan menggunakan HIBTT, dimaksudkan untuk memperbaiki
efisiensi dari bahan Rhodanine beserta turunannya yang telah memberikan haasil yang cukup
baik ketika diaplikasikan pada material baja karbon rendah. Molekul inhibitor HIBTT yang
pertama kali akan diserap pada permukaan baja karbon rendah dan menahan reaksi kimia
yang terjadi pada permukaan material dengan fluida yang mengalir (Doner dkk, 2012)
Molekul inhibitor HIBTT (Hydroxy-Benzylideneamino-Thioxo-Thiazolidin) tersebut
akan terserap pada permukaan baja karbon rendah baik pada reaksi anodik maupun katodik.
Reaksi yang timbul dari HIBTT pada baja karbon rendah seperti pengunaan dua jenis
inhibitor yang digunakan secara bersama-sama. Namun demikian penggunaan inhibitor jenis
ini menunjukan hasil yang lebih baik jika digunakan dengan konsentrasi yang tinggi dan
akan menurun seriring dengan lamanya waktu penggunaan HIBTT. Ditinjau dari ada energi
Gibbs antara molekul HIBTT dengan permukaan baja karbon rendah juga menunjukkan
adanya interaksi yang kuat, sehingga dengan penambahan inhibitor ini dengan konsentrasi
larutan yang tepat akan menghasilkan lapisan pelindung terhadap korosi pada permukaan
baja karbon rendah (Done dkk, 2012).
Selanjutnya DHBTPH (Dihydroxybenzylidene-Trifluoromethyl-Thio Propano
Hydrazide) merupakan jenis bahan inhbitor jenis baru yang digunakan utuk menahan
serangan korosi pada baja karbon rendah. Dari pengamatan reaksi baik pada katodik dan
anodik terlihat bahwa reaksi kimia pada reaksi anodik lebih besar daripada reaksi kathodik.
Penggunaan DHBTPH sebagai inhibitor tergantung pada temperatur operasional dan jumlah
kandungan zat tambahan untuk mengurangi laju korosi. Reaksi inhibitor ini baik jika
dilakukan dalam reaksi yang isothermis (Saliyan dan Adhikari, 2008).
(Dihydroxybenzylidene-Trifluoromethyl-Thio Propano Hydrazide)

Jenis inhibitor korosi yang lain adalah BMIC (Alkaloid, 1-butyl-3-methylimidazolium
chlorides) dan [BMIM]HSO4 (1-butyl-3-methylimidazolium hydrogen sulfate) yang
digunakan secara bersama-sama. Kedua jenis inhibitor ini semakin baik dan efektif untuk
mencegah terjadinya korosi jika konsentrasinya dinaikan. Namun dalam aplikasinya
konsentrasi BMIC harus lebih tinggi jika dibandingkan dengan [BMIM]HSO4. Reaksi yang
terjadi antara larutan inhibitor dan pemrmukaan baja karbon rendah berlangsung secara
spontan dan exothermis.( Zhang dan Hua, 2008)

Calcium Gluconate juga dapat digunakan sebagai inhibitor untuk mencegah korosi
pada baja karbon rendah. Namun dalam aplikasinya jenis inhibitor ini harus digunakankondisi pH netral. Aktivitas inhibitor akan semakin naik meningkat dengan meningkatnyakonsentrasi gluconate pada pH 6 dan akan semakin menurun dengan menurunnya kadar pH fuida. Dalam kondisi bassa, efektivitas Calcium Gluconate menunjukan hasil yang semakin baik terutama jika digunakan dalam waktu yang cukup lama. Penggunaan jenis inhibitor ini menunjukan baik untuk fluida berbasis air. (Karim dkk, 2010)
Bahan kimia lainnya yang bisa digunakan sebagai larutan inhibitor untuk mencegah
korosi pada baja karbon rendah adalah Poly Ethylene Glycol Methyl Ether (PEGME) yang
memiliki rumus kimia CH3(OCH2CH2)n\OH. Penggunaan PEGME sebagai larutan inhibitor
dalam lingkungan asam menunjukan hasil yang sangat baik dan sangat efektif untuk
mengatasi masalah korosi pada material baja karbon rendah (Dubey dan Singh, 2007).
Efisiensi inhibitor korosi dengan menggunkan bahan PEGME ini akan semakin baik dengan
meningkatnya konsentrasi PEGME yang digunakan.











BAB III

PENUTUP


Kesimpulan

Dalam sudut pandang pengembangan alternatif inhibitor korosi, perlu adanya
eksplorasi terhadap berbagai kimia yang mengandung atom N, O, P, S, dan atom-atom yang
memiliki pasangan elektron bebas. Pemakaian jenis inhibitor korosi jenis baru akan semakin
memberikan perlindungan terhadap kegagalan material akibat menurunnya kualitas bahan
baja karbon rendah terhadap korosi.
Inhibitor korosi yang digunakan untuk meningkatkanketahanan korosi pada baja karbon rendah dapat digunakan sebagai inhibitor tunggal ataumerupakan reaksi gabungan dengan jenis inhibor lainnya. Penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan inhibitor korosi ini dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga nantinya dapat dibuat database referensi yang berisi tentang berbagai jenis inhibitor yang tepat untuk berbagai kondisi dan jenis fluida pada bahan baja karbon rendah.


















Daftar pustaka


ASM Handbook, 1992, “ Corrosion”, Metal Handbook, Vol.13.
ASTM, 2003, “Metal Test Methods and Analitycal Procedurs”, Anual Book of
ASTM Standard, sc.3 Vol 03.01,E647-00, pp.615-657, Bar Harbor Drive Weat Conshohocken