Minggu, 05 Juli 2020

Makalah Teknologi Media pendidikan - Model Pembelajaran

TUGAS TEKNOLOGI MEDIA PENDIDIKAN

MODEL PEMBELAJARAN

 





KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teknologi Media Pembelajaran .Saya berterima kasih kepada Bapak Selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Media Pembelajaran yang sudah memberikan mimbingan kepada saya.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih banyak terdapat kekurangan oleh karena itu saya meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. dan saya juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga tugas ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

 

 

Medan,16 Mei 2020

 

 

                                                              Penulis


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. 2

DAFTAR ISI. 3

BAB I PENDAHULUAN.. 4

A.   Latar Belakang. 4

B.    Rumusan Masalah. 4

C.    Tujuan Masalah. 4

BAB II PEMBAHASAN.. 5

A.   Pengertian Model Pembelajaran. 5

B.    Macam-macam Model Pembelajaran. 6

1.     Model interaksi social 6

2.     Model Pemrosesan Informasi 7

3.     Model Personal 8

4.     Model Modifikasi Tingkah Laku. 8

C.    Model Pembelajaran Yang Efektif. 9

BAB III PENUTUP. 12

Kesimpulan. 12

DAFTAR PUSTAKA.. 13

 


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Di era globalisasi ini pendidikan merupakan salah satu investivasi panjang karena proses dari pendidikan itu sendiri akan dirasakan baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang. Pendidikan tidak akan terlepas dari peranan media dalam pemanfaatannya di dunia pendidikan. Kita sadari semakin banyak saluran informasi dalam berbagai bentuk media. Dalam hal ini, kita sebagai calon pendidik dapat lebih mudah untuk menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan/kompetensi, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan model pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan untuk menyalurkan pesan, merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik serta mengaktifkan pembelajaran dalam memberi tanggapan dan umpan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar pada diri peserta didik untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.

Berkenaan dengan model pembelajaran, makalah ini akan menjelaskan pembaca untuk memahami berbagai hal yang terkait dengan model pembelajaran, macam-macam model pembelajaran, dan model pembelajaran yang efektif.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Pengertian Model Pembelajaran

2.      Macam-macam Model Pembelajaran

3.      Model pembelajaran yang efektif

C.    Tujuan Masalah

1.      Untuk Mengetahui Apa itu Model Pembelajaran

2.      Untuk Mengetahui berbagai macam Model Pembelajaran

3.      Untuk Mengetahui Model Pembelajaran yang Efektif



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Model Pembelajaran

Secara umum istilah’’model’’ diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau tiruan benda dari benda sesungguhnya, seperti “globe” yang merupakan bumi tempat kita hidup.

Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi.

Nurdyansyah  (2016) dalam bukunya mendefinisikan strategi, metode, pendekatan dan teknik pembelajaran antara lain sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran adalah seperangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu: a) pemilihan materi pelajaran (guru dan siswa); b) penyaji materi pelajaran (perorangan atau kelompok); c) cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal); dan d) sasaran penerima materi pelajaran (kelompok, perorangan, heterogen atau homogen)

2. Pendekatan pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan.

3. Metode pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan metode ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.

4. Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus atau metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang dan atau dengan teknik yang lainnya.

Strategi pembelajaran menurut Kemp (1995) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

 

Pembelajaran Menurut Paradigma Konstruktivistilk, Menurut Suparno, paham pengetahuan konstruktivistik merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata), Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif tempat terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehngga terbentuk suatu skema (jamak: skemata) yang baru. Seseorang yang belajar berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus. Konstruksi berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan, konstnuktivisne adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Pengertian model pembelajaran menurut Joyce adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya, Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran. Teori-teori psikologis, sosiologis, analisis system, atau teoro-teori lain yang mendukung. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru dapat memilih model yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya.

B.     Macam-macam Model Pembelajaran

1.      Model interaksi social

Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field theory). Model interaksi sosial menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat (learning to life together). Pokok pandangan Gestalt adalah objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruan yang terorganisasikan. Makna suatu objek/peristiwa adalah terletak pada keseluruhan bentuk (gestalt) dan bukan bagian-bagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh, bukan bagian-bagian.

Aplikasi Teori Gestalt dalam Pembelajaran adalah:

a. Pengalaman (insight/tilikan). Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya memiliki kemampuan insight, yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur suatu objek. Guru hendaknya mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan insight.

b. Pebelajaran yang bermakna. Kebermaknaan unsur-unsur yang terkait dalam suatu objek akan menunjang pembentukan pemahaman dalm proses pembelajaran. Content yang dipelajari siswa hendaknya memiliki makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya di masa yang akan datang.

c. Perilaku bertujuan. Perilaku terarah pada suatu tujuan. Perilaku di samping adanya kaitan dengan SR juga terkait erat dengan tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran terjadi karena siswa memiliki harapan tertentu. Sebab itu pembelajaran akan berhasil bila siswa mengetahui tujuan yang akan dicapai.

d. Perinsip ruang hidup (life space). Perilaku siswa terkait dengan lingkungan di mana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki kaitan dengan situasi lingkungan di mana siswa berada (kontekstual).

 

2.      Model Pemrosesan Informasi

Model ini berdasarkan teori belajar kognitif dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi. Pemrosesan informasi merujuk pada cara menerima stimuli dari lingkungan dengan mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual.

Menurut Piaget perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap, yaitu: a) sensory motor; b) pre operational; c) concrete operational; dan d) formal operational. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget (Sofan Amri, 2013) dalam pembelajaran adalah.

 

a) Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yangs sesuai dengan cara berpikirnya.

b) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

c) Bahan yang dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing bagi anak.

d) Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

e) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temannya.

Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya mengatakan bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar.

 

3.      Model Personal

Model ini bertitik dari teori Humanistik dan juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan. Tokoh humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C.Buhler, dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang konduktif, agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan dirinya, baik emosional maupun intelektual. Model pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran sebagai berikut.

a. Pembelajaran non-direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkembangan pribadi (kesadaran diri, pemahaman, dan konsep diri).

b. Latihan kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau kepedulian siswa.

c. Sintetik, untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan memecahkan masalah secara kreatif.

d. Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompliksitas dasar pribadi yang luwes.

 

4.      Model Modifikasi Tingkah Laku

Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian pada anak, guru selalu perhatian terhadap tingkah laku siswa, modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan memberi reward, sebagai reinforcement pendukung dan penerapan prinsip pembelajaran individual (individual learning) terhadap penbelajaran klasikal.

C.    Model Pembelajaran Yang Efektif

Pembelajaran afektif adalah pembelajaran yang mengarah pada emosi, suasana hati, dan perasaan yang nampak melalui minat, sikap, nilai, apresiasi, dan penyesuaian. Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran pembentukan sikap, sebagai berikut:

1.    Model Konsiderasi

Model ini menekankan kepada strategi pembelajaran yang dapat membentuk  kepribadian. Tujuannya adalah agar siswa menjadi manusia yang memiliki kepedulian terhadap orang lain. Implementasi model konsiderensi guru dapat mengikuti tahapan pembelajaran seperti di bawah ini.

a. Menghadapkan siswa pada suatu masalah yang mengandung konflik, yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 

b. Menyuruh siswa untuk menganalisis situasi masalah dengan melihat bukan hanya yang tampak, tapi juga yang tersirat dalam permasalahan tersebut, misalnya perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain.

c. Menyuruh siswa untuk menuliskan tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapinya.

d. Mengajak siswa untuk menganalisis respon orang lain serta membuat kategori dari setiap respons yang diberikan siswa.

e. Mendorong siswa untuk merumuskan akibat dari setiap tindakan yang diusulkan siswa. Dalam tahapan ini siswa diajak berpikir tentang segala kemungkinan yang akan timbul sehubungan dengan tindakannya.

f. Mengajak siswa untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang (interdisipliner) untuk menambah wawasan agar mereka dapat menimbang sikap tertentu dengan nilai yang dimilikinya.

g. Mendorong siswa agar merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan pilihannya berdasarkan pertimbangannya sendiri.

2.    Model Pengembangan Kognitif

Menurut Kohlberg, moral manusia itu berkembang melalui 3 tingkatan, dan setiap tingkat terdiri dari 2 tahap, sebagai berikut:

a.    Tingkat Prakonvensional

Pada tingkatan ini setiap individu memandang moral didasarkan pada pandangannya secara individual tanpa menghiraukan rumusan dan aturan yang dibuat oleh masyarakat. Pada tingkat prakonvensional ini terdiri atas dua tahap yaitu:

1)        Tahap orientasi hukuman dan kepatuhan

Anak hanya berpikir bahwa perilaku yang benar itu adalah perilaku yang tidak akan mengakibatkan hukuman. Dengan demikian, setiap peraturan harus dipatuhi agar tidak menimbulkan konsekuensi negatif.

2)        Tahap orientasi instrumental-relatif

Pada tahap ini perilaku anak didasarkan kepada rasa ”adil” berdasarkan aturan permainan yang telah disepakati.

b.    Tingkatan Konvensional

Pada tingkat ini anak mendekati masalah didasarkan pada hubungan individu-masyarakat. Pada tahap ini mempunyai 2 tahap sebagai kelanjutan dari tahap yang ada pada tingkat prakonvernsional, yaitu:

1)        Keselarasan interpersonal

Pada tahap ini ditandai dengan setiap perilaku yang ditampilkan individu didorong oleh keinginan untuk memenuhi harapan orang lain. 

2)        Sistem sosial dan kata hati

Pada tahap ini perilaku individu bukan didasarkan pada dorongan untuk memenuhi harapan orang lain yang dihormatinya, akan tetapai didasarkan pada tuntutan dan harapan masyarakat.

 

c.    Tingkat Postkonvensional

Pada tingkat ini perilaku bukan hanya didasarkan pada kepatuhan terhadap norma-norma masyarakat yang berlaku, akan tetapi didasari oleh adanya kesadaran sesuai dengan nilai-nilai yang dimilikinya secara individu. Seperti tingkat sebelumnya tingkat ini juga terdiri dari dua tahap yaitu:

1)        Tahap kontra social

Pada tahap ini perilaku individu didasarkan pada kebenaran-kebenaran yang diakui oleh masyarakat. Kesadaran individu untuk berperilaku tumbuh karena kesadaran untuk menerpakan prinsip-prinsip sosial.

2)        Tahap prinsip etis yang universal

Pada tahap terakhir, perilaku manusia didasarkan pada prinsip universal. Segala macam tindakan bukan hanya didasarkan sebagai kontrak sosial yang harus dipatuhi, akan tetapi didasarkan pada suatu kewajiban sebagai manusia.

 


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan/kompetensi, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan model pembelajaran.

Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain.

Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran. Teori-teori psikologis, sosiologis, analisis system, atau teoro-teori lain yang mendukung. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru dapat memilih model yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya.

Sedangkan Pembelajaran afektif adalah pembelajaran yang mengarah pada emosi, suasana hati, dan perasaan yang nampak melalui minat, sikap, nilai, apresiasi, dan penyesuaian.


 

DAFTAR PUSTAKA

Nurdyansyah M.Pd. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo. Nizamia Learning Center.

Desi Lutfiana. 2019. Makalah Model Pembelajaran. Academia.edu. https://www.academia.edu/38543299/Makalah_Model-Model_Pembelajaran.docx